Rabu, 11 November 2009

Dia AISYAH……………..

Lagi-lagi hujan turun membuat niatku untuk menemuinya ku urungkan, meski tak bisa lagi ku bendung rasa rinduku padanya. Setelah beberapa bulan aku tak pernah berjumpa lagi dengannya, ya….sejak dia diterima di salah satu Universitas di jakarta, sangat jarang sekali dia pulang sejak itu pula dia dan aku tak lagi bersenda gurau melepas rasa kasih dan sayang yang kami punya. Dia yang lebih muda dariku 4 tahun, bagiku itu tak jadi soal yang pasti aku sangat serius dengannya meski aku tak tahu sebenarnya apa dia itu serius atau tidak terhadapku. Entah kenapa semenjak aku dikenalkan oleh sahabatku dengannya, aku merasa telah menemukan tambatan hatiku. Aku tak perduli, dia yang sekarang berubah dan aku tak akan pernah perduli dia gadis yang seperti apapun karena perasaanku terhadapnya seakan menutup sifat-sifatnya yang mulai ku ketahui baru-baru ini karena dulu ku lihat dia begitu menyejukkan hatiku. Entah kenapa dia yang sekarang lebih sering memoles wajahnya, memakai pakaian yang entah dia pinjam dari adiknya yang keberapa karena saking kecil dan ketat sekali, dan yang lebih tak ku mengerti dia yang sekarang sering main keluar bersama teman-temannya jika dia pulang kerumah dan pernah dia tak memberitahuku kepulangannya padaku seakan menghindar dariku sementara aku hanya bisa memperhatikan dari kejauhan rumahnya, haah sepertinya aku telah berubah jadi penggemar rahasianya, dan bukan lagi sebagai kekasihnya. Telepon dariku tak pernah dia angkat, sms pun tak pernah dia balas. Aku jadi semakin tak mengerti sebenarnya aku ini dia anggap apa……. Kekasihnya atau pengagumnya……. Pernah dia membalas sms ku itu pun Cuma satu kali dan isinya pun menanyakan apakah aku ini sudah bekerja atau belum, karena dia bilang sudah tak zaman jika mempunyai seorang kekasih yang tak mempunyai pekerjaan dan dia bilang jangan pernah menghubungi sebelum aku mendapatkan pekerjaan, ya aku sadar semenjak aku lulus kuliah tak satu pekerjaanpun yang ku dapat. Dia bilang tak pernah sekalipun aku memberinya hadiah seperti yang pernah di alami oleh teman-temannya yang hampir setiap hari mendapatkan hadiah dari kekasihnya, bahkan pernah membelikan sebuah cincin yang sangat mahal.
Aku tak mengerti kenapa dia begitu materialistis semenjak jadi mahasiswi, mungkin karena lingkungan di jakarta telah mempengaruhinya. Sebenarnya aku bisa saja membelikan hadiah atau memberinya perhiasan termahal sekalipun untuknya, meski aku belum mendapatkan pekerjaan karena aku bisa meminta uangnya dari orangtuaku yang memang dari keluarga berada dan itu yang tak pernah ku katakan padanya. Tapi aku sebagai lelaki tak akan pernah melakukan hal itu, meski aku tau orang tua ku tak kan pernah menolak keinginanku karena rasa sayangnya mereka terhadap ku dan kakakku. Aku tak mau membebani mereka, aku ingin memberinya hadiah dari uangku sendiri. Aku tak mau jadi anak mamah yang dengan bangganya membanggakan harta kekayaan orangtua pada kekasihnya, orangtuaku yang kaya bukan aku jadi untuk apa aku membangga-banggakan hal itu pada oranglain sementara aku sendiri hanya bisa hidup dari hasil kerigat mereka, itu sama sekali bukan sifatku sungguh aku tak suka dan itulah yang sering ayah sampaikan padaku.
Tiba-tiba dalam lamunanku…. Aku merasa ada seseorang yang sedari tadi memperhatiakan aku…dan….. “Kamu kenapa Den…..!!! pagi-pagi kok ngelamun. Dulu ngelamun belum juga dapat kerjaan, sekarang udah dapat pekerjaan yang tetap masih tetep ngelamun juga. Kenapa sih…? Hehe Gw tau Lu lagi mikirin Yayang lu yang di jakarta Ya..? mendingan lu ikut gw deh lu bakalan dapet cewek yang sholehah Insya ALLAH…mau gak lu…. ?Hemmmm…..kayaknya gw harus cabut nih…sebelum adek kecil gw ngambek hehe.” Setelah meledek, lelaki itu ku kejar biar dia rasain akibatnya ngeledek adiknya sendiri. “Hei Lu…tunggu… gw kejar lu….Awas lu rasain nih jurus gw.” Serta merta langsung saja ku pukul dia dengan menggunakan kertas karton yang ku gulung, ku kenai kepalanya hehe biar dia rasain tuh, dasar emang dia tuh tukang ngebencandain orang. Dia itu kakak ku satu-satunya, usianya diatas ku dua tahun tapi anehnya aku dan dia seperti anak kembar yang selalu bersama-sama hehe sampai-sampai waktu dia dapat panggilan kerja di luar kota aku melarangnya, wah ga kuat kalau aku harus berpisah dengannya kami sudah seperti satu tubuh. Dan akhirnya dia membatalkan panggilan kerja itu dan meminta izin pada atasannya untuk kerja dan di tugaskan di dekat tempat tinggalnya, hehe padahal gajinya cukup menjanjikan sekali bisa-bisa dengan gajinya itu pulang-pulang dia bisa bangun rumah. Tapi seperti biasa kami memang sudah dari kecil tak begitu tertarik akan materi, itulah hasil dari didikan ayah dan ibuku meski sebenarnya kedua orang tuaku dinilai sebagai keluarga yang terpandang. “Lu ga kerja Don….? Jangan-jangan lu bolos ya…atau lu juga lagi dirumah mau ngelamun kaya gw tadi…hehe…mikirin apaan pak ustadz…aha..gw tau lu mulai suka ma cewe ya….yee ustadz mah gak boleh jatuh cinte…haram pak ustadz….haram….hihihi” Tiba-tiba Doni melirik kearahku dengan pandangan heran sambil mengernyitkan dahinya. “ Sialan lu siapa juga yang ngelamun, apa lagi mikirin cewek.. sorry gw bukan Deni yang cengeng gara-gara cewek. Gw kan lagi cuti kerja dua hari..kerja melulu bosen gw, ya kumpul2 ma keluarga gitu kan, jarang-jarang kita ngobrol Den…gak kayak dulu en gw ada acara nih bareng temen-temen denger-denger katanya ada Tabligh Akbar di Islamic center Di daerah kita jadi mereka minta gw jadi salah satu panitianya, lu ikut ya….itung-itung lu kenal ma temen-temen kelompok gerakan gw, ya syukur-syukur lu mau gabung. Mau ga lu jadi aktivis kayak mereka-mereka itu tuh….” Mendengar hal itu aku jadi minder, hehe soalnya dalam urusan yang satu ini aku gak pernah ikut campur urusannya, tau deh kenapa aku tak pernah tertarik untuk ikut gabung ya secara mereka itu aktivis semua, pengetahuan agamanya jauh sekali denganku yang hanya pas-pasan jadi aku minder untuk ikut, di tambah lagi mereka berjenggot semua hehehe, Doni kakak ku satu-satunya itu memang aktif di lembaga dakwah kampusnya dan semenjak lulus tak luntur juga semangat dakwahnya dan itu yang menjadi perbedaan antara aku dan dia. Dia itu pemberani, tegas, ramah lucu dan juga suka jailin orang dan banyak sekali orang yang menyukai karakternya itu, tapi dia tak pernah menyadari hal itu. Sampai saat ini belum pernah ku dengar dalam mulutnya kalau dia menyukai seorang wanita, yang dia bicarakan selalu tentang dakwah, kampus, pengajiannya, teman-teman aktivisnya, keluarga dan pekerjaan beda sekali dengan ku yang selalu mengalah dan tak punya sikap untuk memutuskan jika dihadapkan suatu perkara, dan lagi soal wanita aku selalu menceritakan semua kegelisahanku itu dan hanya gadis itu yang aku ceritakan dari dulu masih tetap tentang dia yang aku suka, entahlah sampai-sampai Doni bosan menasehatiku hehe. “Lu sendiri kenapa ga bosen-bosen mikirin tu cewek, ya kalau lu serius datengin rumahnya en minta restu orang tuanya bukannye main-main mulu. lu, suka tapi gak mau ambil tindakan pasti. Ah gw gak suka sikap lu yang kekanak-kanakan.”
“ Emang lu mau entar gw duluin Don ? ga ah, entar cemburu lagi terus frustasi dan eh….berenti jadi ustadznya, kan sayang lu punya bakat Don..”
“ Ngomong apa sih Lu…, mau di duluan juga kagak masalah bagi gw, masa iya gw larang lu untuk melaksanakan sunnah Rasul, ya dosa gw…Den. Gimana sih Lu..”
Mendengar penuturannya aku jadi berpikir, memang benar kalau aku terus-terusan kayak gini itu tidak baik jadi sebaiknya aku memang ambil tindakan.

* * *

Pagi ini begitu cerah, menambah kecerahan yang mulai bermunculan di hati yang sempat tertutup dalam kegundahan yang berbalut kerinduan yang begitu menyesakkan dada. Hari ini, aku putuskan untuk menemui sang terkasih tanpa ku beritahu padanya kalau aku akan datang ke kota tempat ia mencari ilmu, sengaja tak ku beritahu agar ini menjadi sebuah kejutan baginya dan aku akan memberitahu padanya kalau aku sudah lama mendapatkan pekerjaan yang tetap. Semoga ia bahagia mendengar ceritaku nanti dan ku harap dia pun mau untuk menerima hadiah sweater yang paling mahal hasil dari kerja kerasku dan saat ku berikan akan ku katakan kalau aku ingin menikah dengannya, semoga dia menerimaku…….Ya walau aku tau dia masih harus kuliah tapi ku harap di saat-saat dia menjalani studinya dia ada bersama-samaku dalam ikatan pernikahan….. Semoga dia bisa mengerti aku dan mau menerima tawaranku, lagi pula aku sudah akrab dengan kedua orangtuanya. Tapi, apa benar keputusan ini………………? tiba-tiba aku diingatkan akan perubahannya yang sangat tak ku suka…..dia berubah sangat jauh dari Wina yang ku kenal saat awal perkenalanku dengnnya. Dulu itu begitu ayu dengan segala sifat ramah, kesederhanaan dan santunnya terhadap orang lain. Dan sekarang……entahlah…..tapi rasa sayangku padanya telah menutup perubahannya itu aku berharap dia akan berubah seperti dulu meski aku tak tahu itu pasti terjadi.
Wah…..hihi aku tak pernah ke jakarta, sudah lama sekali…..aku tak pernah ke kota itu. Walau aku tau dari rumah tak begitu jauh dengan ibu kota tapi tak pernah aku melangkahkan kaki ku di kota itu apalagi sendirian, karena selama ini aku selalu di temani abangku itu. Ahh..selama kuliah pun aku jarang jalan-jalan selain aku pulang dan berangkat kampus serta menemani dan mengantar ayah atau ibu ke tempat belanja atau ke rumah teman-temannya. Mana aku tak tau pasti di mana letak kampusnya, tapi tenang saja aku masih punya mulut yang bisa ku gunakan untuk bertanya. Teimakasih padaMU ya ALLAH atas nikmat mulut ini KAU anugerahkan kepada hamba…………”Ahh….itu bis nya, jurusan jakarta.” Dan haap aku sudah berada di atas bis ber AC…..agar nyaman dari asap-asap rokok yang liar dan sangat membuatku pusing dan pengap dalam bernafas. Ahh sial tak ada kursi yang kosong….yahh percuma saja aku naik bis ber AC ini kalau kenyamanan kaki ku pasti akan segera tergangu jika aku berdiri. Eh..tunggu dulu, ku lihat di bagian belakang ada kursi kosong tapi ada wanita sih di sampingnya…. Tak apalah lagian aku Cuma berniat untuk duduk…..sebelum duduk aku meminta izin dulu pada gadis berjilbab itu takut-takut dia malah mengusirku nanti sebelum aku duduk. “Permisi Mba…boleh saya duduk disini…?” Ku perhatikan gadis itu sedang melamun dan perhatiannya tertuju ke pemandangan di luar, mungkin dia tidak mendengar kalau aku bicara padanya. “Mba….maaf boleh saya duduk disini ? Mba…Mba..” Serta merta dia kaget dan dia baru sadar kalau aku dari tadi menunggu jawaban darinya,…..dan awalnya dia melihat-lihat kearah kursi yang lain terlihat olehnya bahwa kursi sudah terisi semua dan……..dia tak punya pilihan lain. “Oh…iya Mas silahkan…..!” Duh…..lama sekali ni orang jawabnya…….tapi gak apa-apa aku mengerti. Sampai di rumah nanti aku bakal cerita ke doni kalau aku satu bis dengan seorang akhwat, duduk di sampingnya lagi. Ku jamin wanita seperti inilah yang doni cari bukan gadis seperti halnya wina…tapi tenang saja ku pastikan walau begitu dia tak pernah tinggalkan shalat fardhunya…tapi itu hanya dugaanku ya syukur kalau dia suatu saat nanti bisa berubah seperti wanita yang ada disampingku ini. “Ahh………dingin sekali yaa…mana hujan lagi huh….bagaimana nanti aku? mana gak tau nanti kampusnya itu dimana.”
Tiba-tiba dia menoleh kearahku…hehe ku kira dia akan menunduk dan tak akan mengatakan sepatah katapun padaku….dan
“ Apa Mas ini tidak suka hujan ? kok tadi bicaranya seperti kecewa karena turun hujan. Bukannya suara hujan itu menyejukkan dan saking sejuk dan enak didengar semua penumpang di bis ini pada keenakan tidur.”
Aku yang mendengarnya jadi membenarkannya dan hihi emang benar juga hampir semua penumpang tertidur terbius olah suara merdunya hujan. Kenapa beda sekali dengan Wina, dia suka mengeluh kalau-kaalu hujan bahkan dia sering bolos sekolah katanya kalau hujan turun tak perduli hujan itu Cuma gerimis atau bukan, dia bilang sangat tidak suka kalau hujan turun.
“ Iya…ya…tapi saya bukannya kecewa karena hujan, tapi karena saya gak tau tujuan saya dan ditambah hujan semakin saya bingung Mba..” ‘’Memangnya mau kemana gitu, kalau tidak tahu kenapa nekat dan kalaupun begitu apa mas ini tidak tanya dulu pada yang tau daerah yang akan dituju itu.”
Hemmm……aku memang sengaja,….tak bilang siapapun…
“ Mba…sendiri tujuannya kemana, kalau boleh tau ? dan siapa tau mba tau daerah yang akan saya tuju.”
“ Saya mau ke jakarta, tepatnya ke jakarta selatan”
AHA ….kalau tidak salah kampus Wina juga di jakarta selatan apa ku tanyakan saja padanya mungkin saja dia tau.
“ Kebetulan mba saya juga mau ke jakarta selatan, tepatnya saya mau ke kampus yang ada di daerah itu, mba tau kampus itu tepatnya di daerah mana?”
“Oh yaa…kebetulan tujuan saya sekarang mau kesana”
“Wah kebetulan sekali ya mba, saya belum pernah lho sekali pun kesana. Kalau berkenan, boleh tidak saya ikut bersama mba kesana.”
“Ya……boleh lah, tapi……” Kalimatnya menggantung, dari situ aku langsung mengerti kalau wanita seperti dia tak biasa berduaan dengan non muhrimnya. “ Tenang saja mba, nanti saya akan mengikuti di belakang kok. Makasih ya mba…”
Ahh wina….aku akan segera menemukanmu, tunggu aku disana……ahhh suara hujan memang merdu, tiba-tiba mata ini sudah tak dapat kuasa ku buka dan akhirnya ku pejamkan.

“ Mas….mas….maaf… sudah sampai, kalau tetap tidur saya tinggal ya….!!!”

“Haah… sudah sampai ya….maaf Mba… ternyata hujan benar-benar telah membius…, oh ya maaf…mau turun ya…’’ Ku jadi bingung..tambah malu masa iya aku ngikutin cewe sih…. Tapikan kebetulan dia tahu en tujuan dia kan memang kesana..apa dia kuliah disana ya… Setelah beberapa kali naik mobil, akhirnya sampai juga di daerah tempat kampusnya berada.
“ Kita jalan nih Mba…?”
“ Ya…gak terlalu jauh ko…tu liat anak-anak kampus udah pada mau pulang….jam segini untuk kelas yang masuk siang…” Oh gitu ya…ku tak menjawab…ku tahu betul kalau wina masuk siang…
”itu kampusnya Mas…sudah terlihatkan…. Mas sudah tau kan sekarang… kesana sendiri beranikan pasti….hari ini saya gak ada kuliah jadi saya gak kekampus hari ini. saya duluan ya…”
Lhaa……katanya tujuannya sama kok duluan, saya kan masih mau tanya-tanya….
” Emang Mba mau kemana? Bukannya tadi tujuannya sama ko duluan, kan takut ada yang masih mau saya tanyakan Mba !”
“Ya kita kan searah, cuman hari ini saya gak kuliah karena gak ada jam matakuliah, jadi saya gak ke kampus” Ku anggukkan kepala padanya……Tapi hey…..liat sepertinya itu Wina… ya tidak salah lagi itu Wina tapi dia bersama seorang lelaki….kira-kira siapa laki-laki itu………hey…hey…laki-laki itu menggandeng tangannya….apa mungkin seperti itu pertemanan orang-orang yang menamakan dirinya itu anak gaul..
“ Mba…mba tunggu dulu…” ku panggil wanita tadi setengah berlari.
“maaf Mba…ganggu lagi… saya mau tanya…Mba tau gak wanita yang itu tuh..yang lagi gandengan ma cowok itu tuh yang, pake topi” Ku tunjukan sosok wanita yang di kejauhan sana yang di gandeng laki-laki bertopi itu, mungkin saja wanita ini tau.
“ Maksudnya Wina…? Wina itu satu fakultas dengan saya, tapi saya gak tau dia betul karena beda jurusan. Kenapa gitu ? Kalau gak ada yang ditanyakan lagi saya permisi ya mas… saya mau ke kostan dulu.”
“ Tunggu lah dulu Mba…! Apa mba tau laki-laki yang bersamanya itu siapa?”

“ Maaf mas kalau Cuma tanya hal itu saya duluan saja, kenapa mau ikut campur urusan orang..Mas ini sebenarnya tujuan datang ke kampus ini apa Cuma begini…”
“ Justru itu Mba tujuan saya itu, saya hendak menemui wanita itu. Ya saya hendak menemui Wina, dan kebetulan saya melihatnya maka saya tanyakan kepada mba dan kebetulan mba tahu dia itu wina kan ? saya sempatkan waktu untuk wanita itu…tapi ternyata saya malah melihat dia bergandengan bersama laki-laki itu….tentu saya kecewa dan mungkin mba tau siapa laki-laki yang bersamanya itu.’’ Kenapa aku jadi cerita begini mungkin saja dia tidak mau tahu dan ini bukan urusannya…apa lagi ini tentang aku yang jelas bukan orang yang halal baginya…jelas dia mungkin tidak mau tau….
”Saya gak tau pasti lelaki yang bersamanya itu siapa, yang saya tau dari teman-teman dia itu pacarnya dan saya sering melihat mereka selalu bersama, tapi entahlah mungkin teman akrabnya. Sudah kan…saya pergi duluan ya maaf..”
masa iya sih kaya gitu, hey….hey….mereka hendak menaiki motor….mau kemana mereka…lihat Wina mendekap laki-laki itu erat sekali….aku yakin itu bukan pertemanan biasa….. Mungkin benar dia itu adalah pacarnya. Coba ku telpon dia…
”Mba ku mohon tunggu dulu sebentar…saya akan menelponnya…saya ingin mba yang jadi saksinya….ya..”
“ Tapi…..kan saya…..” Belum selesai dia bicara ku langsung memotongnya dan…
” Syuuuuutttt…….sebentar…!” hehe dia jadi kebingungan melihat aku yang berani sekali aku ini padahal gak saling kenal…tapi aku mulai segera akan mulai akrab dengannya…..hehe…..
”Halo…halo Win….Win..wina ini aku Deni….”
Di kejauhan sana wina mengangkat telponnya….dan ..” Yaa ada apa sih iseng banget telpon, aku kan lagi kuliah gimana siih berapa kali sih aku bilang jangan sering telpon deh.. Aku gak suka tau gak sihh”
Sengaja ku loudspeaker….wanita yang ada disampingku mengernyitkan dahi mungkin dia semakin tak mengerti maksudku….
“Win dengar..aku baru ja telpon, ko kamu bilang sering wajar kan seorang pacar menelpon pacarnya kamu kenapa marah siih…Wina aku ingin bertemu dengan kamu bisa tidak kita sudah lama tak bertemu…aku jemput kamu ya…..hari ini aku ke jakarta… please win…”
“ Apa….hey…hey…lu pikir siapa, enak aja….gw lagi belajar nih, gw lagi ada di kelas, gak ah gw lagi males ketemu ma lu.’’

“ Lu pikir gw ada dimana? Gw ada di hadapan lu….jadi ini balasan lu ke gw selama ini di belakang gw ….ahh…sia-sia gw kesini…sia-sia gw nunggu lu en setia sama lu…gw kecewa….lu….kenapa lu ga bilang dari dulu. Cewe brengsek biar gw gak rugi datang kesini nemuin lu….”
“haha baguslah lu tau akhirnya jadi gw ga perlu lagi sembunyi-bunyi lagi cowo bego….kalau lu ga bego ya udah ngapain lu disini sana lu gw eneg liat muka lu….benci tau ga…”
Tiba-tiba aku ingin memuntahkan semua isi yang ada dalam perutku….sialan selama ini aku menunggunya dan mencoba untuk setia lagi-lagi semua karena dia tapi dasar brengsek bego…gw emang bego kenapa gw gak percaya ma kata-kata orang….haahh itu karena gw begitu sayang sama dia….dan gw terbakar sendiri oleh perasaan ini.
“ sekarang saya sudah boleh pergi kan….?”
“ Kenapa sih dari tadi pergi ….pergi…dan pergi…memangnya kenapa denganku. Dengar ya… gw bukan cowok yang berani gandeng cewek orang…. Jadi kalau lu mau pergi…pergi sana………apa peduli gw….” Idih ada apa dengan aku, kenapa dia yang jadi sasaran kemarahanku……tiba-tiba wanita itu jadi serba salah mungkin dia telah menyesal menuruti kata-kataku tadi untuk menungguku….. sesaat dia menoleh ke arahku dan dia berjalan perlahan meninggalkanku……. Aku tak tahan dengan apa yang tejadi persetan knapa aku percaya pada nuraniku….sia-sia aku datang untuk memberi kejutan pada wanita penghianat itu……ahh…….ahh…….sialan……..tak ku pukir lagi aku lari mengejar wanita berjilbab itu, jelas ini bukan kesalahannya kenapa aku marah padanya…harusnya aku yang kena marahnya padahal dia sudah banyak menolongku bahkan dia mau menemani ku…… untuk bertemu dengan wanita keparat itu…..
“ Mba..! mba….! Mba…! Tunggu saya…..saya mau minta maaf’’ ahhh dia benar-benar marah……wajar saja…. Dasar bodoh aku ini….. aku harus bicara padanya dan minta maaf…
“ Mba….tunggu tunggu maaf…atas kata-kata saya tadi…’’ Akhirnya aku bisa mendahuluinya….
”Ya sudahlah….saya bisa ngerti kok, sekarang izinkan saya pergi…’’ Ah…kenapa jadi begini sih….. “Mba sebagai permohonan maaf saya, saya mohon terima hadiah dari saya….ini….”
Akhirnya ku serahkan bungkusan yang terbungkus kertas kado berwarna pink, ya tadinya aku akan memberikannya pada wina tapi ku rasa…..rugi bagiku jika harus ku berikan padanya, lagi pula dia mungkin punya banyak hadiah-hadiah yang lebih bagus dan mahal dari cowok-cowoknya… “ maaf mas…saya tidak bisa menerimanya….saya mohon saya harus pergi sekarang…’’’
‘’ saya mohon maafkan saya….dan terimalah ini, tadinya hadiah ini akan saya berikan pada wina tapi..Mba tau kan kejadian tadi….tidak mungkin hadiah ini saya bawa pulang kembali, saya mohon terima ya……’’
“ oh ya…saya Deni….nama Mba siapa ?”
“ Aisyah…..!!!” tiba-tiba di kejauhan seorang jilbaber sana memanggil wanita yang ada di samping ku….aha ternyata namanya Aisyah….nama yang manis, eh kenapa tiba-tiba aku jadi hilang ingatan tentang wina. Padahal kebanyakan orang jika melihat pacarnya selingkuh pasti akan sedih, kecewa, marah dan bahkan ada yang melakukan hal yang di haramkan agama seperti lari ke minum-minuman, narkotik dan lainnya…..setelah wanita itu mendekati kami berdua, ku hampiri dia dan..
“ Maaf Mba….boleh saya pinjam HP mba sebentar saja?” Tiba-tiba wanita itu menjadi keheranan dan dia langsung mengeluarkan hp dari tasnya tanpa curiga sedikitpun mungkin karena dia melihatku seolah aku teman Aisyah jadi dia tak ragu ketika ku minta untuk meminjamkan hpnya. Ku cari-cari nama aisyah…mudah sekali karena huruf pertamanya adalah A dan setelah di cek di hp nya hanya ada satu yang yang bernama aisyah “ Ini nomor Aisyah yang ini kan…?” sambil aku menunjuk kearah aisyah..” Makasih ya mba..!” Setelah ku tulis nomor aisyah di HP ku tak lupa ku ucapkan terima kasih pada wanita yang telah meminjamkan hp nya…
” Mba saya Deni…..tolong berikan ini pada Aisyah….sebagai permintaan maaf saya…aisyah tidak mau jika saya yang memberikannya…saya titip ya mba…saya pulang dulu terimakasih dan Assalamu’alaikum..!!’’ mudah-mudahan Aisyah mau menerimanya….saat aku meminjam hp temannya itu, aisyah langsung meniggalkan kami mungkin dia sudah be’te’ akan perlakuanku terhadapnya……
Ah sudahlah aku pulang…..sekarang aku sudah mengerti jalan pulang arahnya kemana…..tiba-tiba aku merasa ingin melihat wanita yang telah menolongku itu, aku tersenyum….mengingat akan kebodohanku…kenapa rasa sedihku hilang…marah pun mereda seketika…apakah ini dikarenakan Aisyah….mungkinkah aku…..apa ini yang dinamakan seorang pengganti yang sejati…..mungkinkah dia pengganti wina…aku tersenyum lagi…mustahil….!!!


* * *

Sebulan telah ku lewati hari-hari tanpa ada lagi pikiran yang mengganggu hari-hari ku…lepas dan bebas sudah. Entah sekarang ini aku sedih, sepi atau kah merindukan kehadiran seorang untuk mengusir kesendirianku lagi….ku pikir mudah saja melupakan wina…karena aku hanya butuh satu hari untuk jatuh hati padanya…sejak pertama kali aku bertemu dengannya…..dan aku hanya butuh satu hari untuk…melupakannya sejak aku melihat nya selingkuh dan selama ini dia mengkhianatiku dan membohongiku…..tak ada untungnya aku mempertahankannya atau mengharapnya kembali. Ku buang sudah rasa ini, tanpa tersisa sedikit pun….jika saja ada alasan yang begitu membuatnya melakukan hal itu mungkin saja aku bisa memaafkannya tapi ini jelas-jelas tak termaafkan karena dia hanya melihat dari hartanya…bukan ketulusannya…..aku benci itu….” Den….kenapa lagi lu…., bosen Gw liat lu ngelamun….terus….Tenanglah……tenang…aku di sampingmu selalu ada untuk mu….dan menjagamu…hehehe bagus ga suara GW….. lagi-lagi doni, yang selalu membuat ku tertawa dan tersenyum….itulah kebiasaannya jika aku sedang didapatinya melamun dia selalu menyanyikan lagu itu, entahlah grup apa yang menyanyikannya……” Gw gak ngelamun….cuman…aneh aja..kenapa lu gak nikah-nikah…lu mau jadi anak mamah mulu tiap hari ada di bawah ketiaknya…..manja lu…hehe….” Doni mengernyitkan dahi tanda keheranan, memang aneh dia itu, laki-laki manja….apa-apa buat mamah, untuk mamah dan karena mamah…..ke mana-mana dengan mamah hehe kecuali kerja…mau ngisi acara religius di sebuah lembaga atau apapun minta mamah yang nemenin, mamah tetap nomor satu katanya dan aku jadi nomor tiga setelah papah. Tapi salutnya meski begitu, dia tak pernah menyusahkan mamah, meminta sesuatu yang memberatkannya…..kebahagiaannya adalah jika mamah tersenyum tak pernah sekalipun ia buat mamah marah…kecuali ketika ada urusan tentang dakwahnya……ketika itu dia menjadi relawan di daerah bencana…dia meminta izin mamah dan saat itu mamah tak mengizinkannya. Saat mengisi sebuah acara ataupun menjadi MC tak ada seorangpun yang bakal menyangka kalau usianya masih muda lagi anak mamah….walau ku tau sebenarnya itu bukan manja yang selalu mengadu pada mamahnya….karena setiap ada masalah jarang sekali dia bicara padanya, dia selalu takut buat mamah ikut kepikiran dengan wajah polosnya…. “ Lho..lho..kenapa GW yang jadi sasaran…..ngomong-ngomong nikah lagi….siapa juga yang gak mau laksanakan sunnah Rasul Den.., masalahnya…siapa yang suka ma Gw…”
“kalau seandainya…Gw duluan yang nikah, apa lu keberatan Don…?” “Ya gak lah…masa iya mau larang-larang en mempersulit orang yang mau melaksanakan sebagian dari agamanya ya dosa gw…., idih bilang aja lu daritadi pengen nikah..pake godain Gw segala…..ma siapa..cie…cie…ama wina ?” Tiba-tiba aku jadi tak tega jika harus menduluinya…dia selalu membuatku bahagia…senang dan ceria jika itu ku lakukan dia pasti bisa sedih dan kesepian…lagi pula aku juga tak tahu dengan siapa aku mesti menggenapkan sebagian dari agama itu, tak ada seorang pun yang menyukaiku…Winapun telah pergi…
” Aku Cuma bercanda kawan tenang saja, lagi pula wina sudah pergi dari mata en hati Gw….udah ah..jangan bahas…” tiba2 aku diingatkan wanita berjilbab yang bernama Aisyah….aku baru sadar aku punya nomor hpnya…….
“ Don….aku lupa dulu waktu Gw ke jakarta mau ke kampusnya wina, gw kenalan ma seorang jilbaber itu juga kebetulan sih….orangnya lumayan manis, tapi agak jutek walau sebenarnya dia itu baik gw tau itu…..ceritanya bungkusan kado yang kemarin gw beli..untuk wina eh pas tau wina ternyata punya cowok laen en gw liat sendiri…ya gw kasih aja tuh kado ke wanita itu….tapi kira-kira dia terima gak ya…. Soalnya gw titip ke temennya…soalnya dia marah ma gw..hehe..baru kenal udah marah-marahan. Soalnya gara-gara si cewek pengkhinat wina itu …..tau gak Don…gw jadi kepikiran wanita itu…..kira-kira dia gitu juga gak ya?“
“ Wah..lu lagi jatuh cinta lagi nieh….” Apa mungkin aku mulai menyukai Aisyah……ku rasa aisyah menyukai laki-laki yang seperti Doni…apakah ku harus merubah diriku menjadi seorang Doni?
“ Entahlah…..gw punya nomornya Don…gw dapet dari temennya.”
“ Jika lu serius hubungi saja…takut nanti dia pergi lagi kaya wina.. oh ya gw lupa bilang…nanti sore..hehe gw jadi malu….Papah en mamah mau nganter ke keluarganya calon gw nanti, ta’aruf sudah berjalan lancar dengan bantuan…guru ngaji gw…sekarang ini saatnya gw khitbah…tanpa bantuan pak ustadz…lu mau ikut gak?”
“ Curang lu..gak bilang-bilang ma gw….tadi aja bilangnya, gak da yang suka….merendah mulu lu…selamat ya…tapi gw bakalan pisah ma lu dong Don…ah payah nieh….ya deh gw ikut…mo liat calon kakak ipar gw..kayak gimana sieh….sambil gw mau tau prosesnya….”
“ Sorry….jangan kuatir….insya ALLAH…dia kakak ipar yang baik buat lu….Hehe do’ain ya….

* * *

“Nah..ini rumahnya mah…pah…, wah kok banyak orang ya….jadi malu en deg-degan gw Den…”
“ Lu kan dah biasa ngisi acara, masa iya malu…nih sejarah buat lu nanti….ayo Chayo..chayo….!”
“ Thanks….!” Kulihat…ada guratan kebahagiaan di wajah laki-laki itu, aku pun tak ingin mengusik kebahagiaannya itu….aku bangga bersaudarakan dengannya…walau aku dan dia sering bercanda tapi tak pernah sekali pun bertengkar…jika itu sampai terjadi pasti salah satu diantara kami mengalah dan berakhir dengan senyuman….indah bukan…..Sampai di depan rumah calon kakak iparku kedua orang tua ku mengucapkan salam dan berbalas dengan salam dan senyuman dari keluarga calon kakak iparku
“Sudah datang ternyata tamunya Bu…ayo ayo silahkan masuk..masuk…wah kehujanan ya pak….gimana perjalanannya.. Pak..ayo silahkan duduk…maaf kalau kami tak menjamunya dengan istimewa maklum kami tak punya apa-apa seperti keluarga Bapak…”
“Alhamdulillah perjalanannya lancar Pak, wah sudah di izinkan untuk bertamu saja itu merupakan penghormatan bagi kami ya kan Mah….” Wah Mamah dan papah tampaknya begitu bahagia……di mana Doni ? Oh dia masih di luar sedang memarkirkan mobil…sebenarnya siapa yang hendak mengkhitbah…aku atau dia kenapa malah aku yang duluan berada diruangan ini…. “Aisyah…aisyah…ini tamunya sudah datang lho…., itu lho pak… Bu…dari kemarin Aisyah…selalu mengenakan sweeternya…aisyah sudah satu minggu demam…sampai dia tak masuk kuliah…jadi mohon maaf…dia harus mengenakan sweeternya…karena cuacanya begitu dingin…mohon maaf kalau tidak sopan..”

Aisyah….kenapa namanya aisyah…wanita itu…apakah jika aku dipertemukan kembali dia masih sudi melihatku……tapi seru juga jika aku bisa melamar dan menikahi aisyah dengan begitu orang tua ku mempunyai dua menantu yang bernama Aisyah…Dimana Doni…sih… “Kalau begitu kedatangan kami sangat tidak tepat ya pak..Aisyah sedang sakit, apa mungkin istirahatnya ter ganggu..?.”
“ Tidak apa-apa kok pak…aisyah sudah akan segera sembuh…cuman dia masih harus memakai sweeternya…”
“ Tidak apa-apa kok Pak….toh aisyah masih sakit…oh ya pak ini anak saya yang ke dua, adiknya Doni… Deni” Ah…jadi malu aku dikenalkan….kemana Doni sieh lama banget tu orang…. “Oh..nak Deni, silahkan di cicipi kuenya….Di mana aisyah ya….kok belum keluar juga…Aisyah..aisyah..” Kedua calon ternyata keras kepala bukannya cepat-cepat menampakkan wajah biar acaranya cepat di mulai, apa mereka jadi gugup dan malu hehehe….dasar .
Setengah kaget mataku ketika wanita yang di panggil-panggil itu keluar, di tambah sweeter yang dia kenakan….tak mungkin…jadi aisyah…yang di maksud adalah aisyah yang kini menghiasi pikiran dan hari-hari ku…ah…aku jadi serba salah…apakah dia masih mengenalku ? atau dia lupa kejadian waktu itu ? Berhakkah aku marah, cemburu….tidak aku tak punya hak apapun apalagi ini untuk kebahagiaan Doni….tapi sweeter itu ? malam ini dia mengenakannya….tau kah dia kalau yang memberi hadiah itu ada di hadapannya ? biarlah kalau begitu jika dia tak mengenal ku…..
“ Ya..Pak..maaf..” Tanpa berpikir panjang setelah aisyah menyalami kedua orang tua ku, dan saat dia menyalami ku…dia mengerut kan dahinya….dan hampir beberapa kali memandangku dan memperhatikanku……mungkin dia sedang mengingat-ingat wajah ku yang dulu pernah dia kenal. “ Pah..Deni..keluar..ya..mau panggil Doni…” tanpa menolehnya aku keluar dan…. “ Deni….kamu deni kan ? Deni yang waktu itu….” Oh ternyata dia mengenalku…..aku berbalik arah…ku jawab pertanyaanya. “ Ya…Mba masih ingat saya ya, gak nyangka ya..ternyata mba yang jadi kakak ipar saya, oh ya mba sudah memaafkan saya kan? Maaf ya….”
“ Ini saya pake berarti saya memaafkan kamu…terimaksih banyak ya….ternyata ini sangat berguna ketika saya sakit.”
“Ya mba…maksih banyak juga….atas bantuannya dulu..saya panggil Doni dulu….” Haruskah hati ini sakit…menangis dan tak rela ……Ah kenapa harus begitu…lagi pula aisyah menyukai doni jika tidak untuk apa hari ini dia lakukan penentuan tanggal pernikahan mereka, lagi pula mereka memang serasi. Aku bahagia punya dua orang saudara yang baik…aku benar-benar bangga…..Ku harap aku bisa menemukan kembali wanita berjilbab dengan nama Aisyah-aisyah yang lain…SEMOGA.

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nurmuayyadah