Rabu, 17 Maret 2021

Ketika Anak Bertanya

 Bismillah..

Hari ke 15 di zona 7 dari kelompok 33 persembahan IP Tangerang Kota.

Ketika anak bertanya tentang pendidikan seksualitas diantaranya :

  • Aku tau Dari mana Aku berasal
    • Dedek bayi itu hadiah dari Allah, yang Allah letakkan di perut mama
  • Dari mana aku lahir?
    • Dari vagina, nak. Mama menjelaskan dengan peraga guling dan sarungnya.
  • Payudara mama lebih besar dari pada papa?
    • Karena mama perempuan menyusui anaknya nanti ka, kalau papa laki-laki tidak perlu menyusui, Tapi baik Laki atau perempuan bainya menjaga kebersihan payudaranya ya..
  • Kenapa Penisku berdiri tadi pagi ma?
    • Sama seperti kaka yang bangun dari tidur, penis juga bisa bangun, tapi biasanya bangun dipagi hari karena kaka kan tidur dan nahan pipis semalaman.
  • Sunat itu apa ma?
    • Sunat itu cara penyucian diri dan bukti kita mengikuti ajaran Allah. Dibagian penis laki-laki ada bagian kotor jadi harus dihilangkan agar kita tetap sehat insya Allah.
  • Ma, kenapa kucing itu ditindih? kan kasian sakit, mereka bertengkar?
    • Bukan bertengkar nak, itulah cara hewan, menunjukkan kasih sayang, kalau kita menunjukkan kasih sayang dengan bersalaman, berpelukan. hewan juga punya caranya tersendiri.
  • Mama, ini apa sih? (menunjukkan alat kelamin)
    • ini (vagina), nak
      • untuk apa ma?
        • fungsinya buang air kecil
          • Boleh dilihat dan dipegang ngga??
            • Boleh, tetapi tidak boleh diperlihatkan orang lain, karena aurat, tidak boleh dilihat oleh orang lain. Tidak boleh dipegang-pegang juga ya nak,karena tangan kita belum tentu bersih, nanti bisa lecet, kecuali diperiksa dokter didampingi mama dan papa.
  • Aku pernah lihat punya ayah kok ada rambutnya?
    • iya, nanti punya kaka juga ada rambutnya seiring bertumbuhnya usia kaka.
  • Mama kenapa ngga sholat?
    • karena mama sedang haid atau menstruasi, makanya tidak boleh sholat dan puasa.
      • Haid itu apa?
        • Haid itu keluarnya darah dari vagina, ini bukan darah seperti orang jatuh dan luka. Darah yang dikeluarkan tubuh tiap bulan, ini tandanya anak perempuan sudah mulai dewasa.
  • Kalau anak laki-laki haid juga ma?
    • tidak nak, tanda anak laki-laki mulai dewasa adalah mimpi basah, yaitu keluarnya cairan dari penisnya ketika tidur
      • Apa semua laki-laki akan mimpi basah?
        • iya nak, semua laki-laki yang sehat pasti akan mengalami mimpi basah menjelang dewasa.
  • Ma, tadi temenku mau ngajak pacaran, boleh ga?
    • pacaran itu apa sih nak?
      • pacaran itu jalan-jalan berduaan, gandengan tangan, berpelukan iya kan?
        • Boleh ngga nak kira-kira melakukan hal seperti itu dengan orang lain?
          • Tidak boleh, kan aku masih anak-anak
        • Lalu kapan bolehnya kira-kira?
          • tidak tau kira-kira kapan ya?
      • Nanti kalau kaka sudah siap menikah, kamu tau tidak nak? diri kamu itu berharga sekali, tubuh kamu pun berharga, maka jaga sebaik mungkin, salah satunya dengan berpakaian sopan dan menutup aurat. Nanti jika sudah siap, akan ada laki-laki yang akan datang untuk menikahimu nak.
    • Tapi aku boleh cari suami seperti papa ngga ma?
      • oh..boleh banget nak. Kamu memang harus cari pasangan hidup yang baik dan bertanggung jawab, yang nantinya akan jadi suami dan ayah yang baik seperti papa, menyayangimu dan keluargamu dengan tulus.
  • Ma, aku lihat di taman ada laiki-laki dan perempuan saling pelukan ya?
    • Menurut kakak, boleh ngga pelukan di tempat umum?
      • Malu dong ma, apalagi dilihatin orang-orang gitu
        • iya itu bagian dari sopan santun, mama papa juga sering pelukan, tapi cuma di dalam kamar, itu karena kami suami istri, kalau bukan tidak boleh ya nak. Denagn temanpun tidak boleh, pegangan tangan aja ya, kalau mau pelukan cukup sama mama, papa, dan adik.

Ketika anak tidak sengaja melihat orangtuanya berhubungan intim, harus bagaimana?
  • Segera berpakaian minimal menutupi dengan selimut.
  • penuhi kebutuhannya malam itu (ke toilet, haus ingin ditemani tidur)

- jika ayah bunda bingung atau tdk tahu hrs menjawab apa, maka ayah bunda bisa mengatakan kepada ananda untuk meminta wkt mencari tahu jawabannya
- ayah bunda juga bisa menggunakan media edukasi seperti buku, video, board game dll untuk membantu menjelaskan pertanyaan tsb sehingga anak mudah memahaminya
- usahakan jawaban ayah bunda sesuai dengan tahapan usia dan perkembangannya, jika sesuatu yg di tanyakan ananda blm sampe atau blm layak di ketahui ananda terkait usianya maka ayah bunda bisa menunda memberi jawaban tsb dan katakan ayah bunda akan menjawabnya di kemudian hari pada saat yg tepat
- jika ananda msh terus mengejar jawaban atas pertanyaannya yg mmg blm hrs di ketahui jawabnnya terkait usianya maka ayah bunda bisa menganalogikan jawaban tsb seperti seorang anak yg ingin mengetahui jawaban pertanyaan soal ujian anak smp/ sma padahal ananda msh SD, tentu ananda akan merasa kesulitan untuk bisa memahaminya bukan?

#harike15

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini

Selasa, 16 Maret 2021

Peran Lingkungan dan Perlindungan dari Kejahatan Seksual

 Bismillah topik 9 persembahan dari kelompok 31 IP Sumetra Utara dan Sungai Penuh Kerinci

Kekerasan Seksual adalah setiap tindakan baik berupa ucapan ataupun perbuatan yang dilakukan sesorang untuk menguasai yang dilakukan seseorang untuk menguasai atau memanipulasi orang lain serta membuatnya dalam aktifitas seksual yang tidak dikehendaki.

ada dua kategori besar pelaku kekerasan seksual yaitu familal abuse dan extra familial abuse.

Yang biasanya menjadi sasaran kekerasan seksual ialah :

  • Anak berusia <5 tahun  atau balita yang merupakan anggota terlemah dalam keluarga, karenanya belum dapat membela diri ketika bahaya datang
  • anak 6-12 tahun mulai berinteraksi dengan dunia luar, jika datang bahaya paling tidak mereka berupaya berteriak.
  • Usia 13-18 tahun yang sebagian besar sudah dapat mengantisipasi akan terjadinya bahaya yang mengancam diri.
Bagian paling mengerikan dari kejahatan seksual adalah dampak yang ditimbulkan baik pada anak maupun dewasa yang merugikan bagi korban, diantaranya :
  • dampak traumatis
  • dampak emosional dan fisik
  • muncul gangguan psikologis
  • korban memiliki potensi untuk menjadi pelaku kekerasan seksual.
Peran lingkungan dan perlindungan dari kejahatan seksual
Keluarga adalah penanganan utama bagi kekerasan seksual, termasuk lingkungan berperan besar untuk melindungi anak.
Ada dua upaya untuk melindungi dari kejahatan seksual yaitu :
  • Upaya preventif ini dapat dilakukan dengan terlebih dahulu keluarga dan masyarakat mengetahui penyebab pelaku melakukan tindakan tersebut.
    • Peran individu dan keluarga :
      • orangtua harus prka jika melihat sinyal yang tak biasa dari anak
      • tiap anggota keluarga sebaiknya memiliki kelekatan emosional yang baik
      • keluarga dapat menciptakan pola komunikasi yang efektif, terbuka, langsung, terarah kongruen (verbal dan nonverbal)
      • orangtua memahami tentang dampak kekerasan seksual
      • orangtua mengubah mindset tabu membicarakan perihal seksual kepada anak
      • nilai-nilai spiritualitas yang ditanamkan kuat dalam keluarga
      • orangtua melakuakan pendidikan seksual kepada anak sejak dini
    • Peran masyarakat
      • Mengajarkan anak untuk mengenali, menolak, dan melaporkan potensi ancaman kekerasan
      • membentuk komunitas yang peduli pada berbagai permasalahan masyarakat
      • pendidikan sosial dalam rangka mengembangkan tanggung jawab masyarakat
      • penggarapan kesehatan jiwa masyarakat melalui pendidikan moral dan agama
  • Upaya represif berupa sanksi-sanksi pidana yang telah diatur oleh negara :
    • Peran Negara :
      •  menjamin peraturan yang mampu melindungi dari kekerasan seksual
      • Memberi sanksi pidana bagi pelaku diatur kitab Undang-undang Hukum Pidana dan UU nomer 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
      • Membentuk Badan-badan pemerhati anak (KPAI, Komnas Perlindungan Anak, dan badan lainnya)
      • Pemulihan bagi korban mencakup aspek yuridis, psikologis, dan medis


#harike14

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini

Senin, 15 Maret 2021

Penyimpangan Seksualitas, Pencegahan dan Solusinya

 Bismillah..

Hari ke 13 di zona 7 Pendidikan seksualitas topik ke 8 dengan kelompok 27 dari regional IP Sidoarjo Mojokerto.

Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Penyebabnya kelainan psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman waktu kecil, lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.

Data kasus penyimpangan di Kabupaten Bogor per Juni 2015 ada 6.600 LSL (Laki-laki seks laki-laki) dan Desembernya 8.013. Pencabulan sesama jenisdi daaerah terpencil mencapai 1.500 kasus. Garut 19 anak laki-laki usia 8-13 tahun melakukan seks menyimpang, faktornya kecanduan pornografi, dipraktekkan dan menularkan ke yang lain. Kasus penculikan dan pencabulan terhadap 6 anak di Kendari mengintai sekolah dan melancarkan aksinya disebut pedofilia. dan Transgender masa kecil yang cenderung feminim, orangtua membiarkan, lingkungan menerima, akhirnya memutuskan berganti kelamin.

1. Solusi untuk masalah transgender dan homoseksual (elgebete) perlu melibatkan keluarga, ulama, dan tenaga ahli (dokter spesialis jiwa/ psikiater), Terapi yang dilakuakan :

  1. Terapi kognitif : bertujuan memangunkan kesadarannya bahwa yang dilakukan salah karena tidak sesuai fitrahnya, tanpa menyudutkan serta menumbuhkan motivasi.
  2. Terapi sosial, dengan cara memasukkan seseorang ke dalam lingkungan yang lebih'bersih dan baik' guna membentuk ulang perilakunya.
  3. Terapi behaviour: mengubah perilaku dengan psikoterapi dan menerapkan pola hidup sehat
  4. Melakukan konseling secara rutin.
  5. Menghindari segala kegiatan yang meningkatkan risiko terjadinya kelainan seksual.

2. Solusi untuk masalah gejala homoseksual pada anak:

Terjadi pada anak usia mumayyiz dibina dan terapi secara psikologis, serta pendampingan orangtua untuk trauma healing yang lebih cepat.

3. Solusi untuk masalah Pedofilia

  • Solusi untuk pelaku : 
    • harus dijerat dengan hukum agar menimbulkan efek jera
    • pengobatan untuk mengubah perilaku untuk jangka panjang, pengobatannya berupa observasi dan antisipasi dari tindakan kriminal
  • Solusi untuk korban (anak-anak) yaitu dengan pemberian perlindungan agar kejadian tidak terulang serta pemerikasaan kesehatan reproduksi anak
Pencegahan Penyimpangan Seksual
Beberapa pihak yang berperan penting dalam upaya pencegahan agar tidak kejadian tersebut terjadi pada anak-anak yang masih panjang jalannya diantaranya :
  1. orangtua : dari segi aqidah, akhlak, pendidikan seksualitas
  2. Sekolah : memberikan pemahaman pada siswa TK/SD mengenai cara menjaga diri agar tidak disentuh orang lain, edukasi pada siswa SD tingkat akhir terkait masa baligh dan pemahaman mengenai tanggung jawab dan konsekuensi yang ditanggung apabila melanggar norma terkait perilaku seksual pada siswa SMP/SMA. Memiliki aturan yang tegas terkait perilaku penyimpangan seksual yang terjadi di sekolah, pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah.
  3. Masyarakat : Mengawasi dan menegur apabila menemukan perilaku penyimpangan seksual, melaporkan perilaku penyimpangan seksualitas kepada pihak yang berwenang, membuat inovasi terkait pendidikan seksualitas dan kontrol sosial seperti inovasi untuk mencegah penyimpangan seksual.
  4. Lembaga terkait : memberikan penyuluhan terkait penyimpangan sosial dan bahayanya, memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai apa yang harus dilakukan apabila menemui kasus penyimpangan seksual, membantu proses rehabilitasi korban dan pelaku penyimpangan seksual, menindak pelaku penyimpangan seksual sesuai dengan hukum yang berlaku.

#harike13

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini

Minggu, 14 Maret 2021

Menjaga Diri dari Kekerasan Seksual

 Bismillah..

Masih di Zona 7 hari ke 12 kali ini dengan tema Menjaga Diri dari Kekerasan Seksual oleh kelompok 26 dari regional IP Semarang.

Kekerasan Seksual yaitu perilaku seseorang yang dilakukan kepada orang lain berupa ancaman, bisa menjadi depresi. Pelaku kekerasan seksual yaitu familial abuse dan extra familial abuse. Kekerasan seksual tidak mengenal status dan usia mau laki-laki atau perempuan, ayah/ibu, kerabat dekat/jauh, teman dekat/jauh. Tidak juga mengenal tempat.

Korban kekerasan seksual didominasi perempuan dan anak. Perilakunya berupa perkosaan intimidasi seksual, pelecehan seksual, eksploitasi seksual, perdagangan perempuan untuk tujuan seksual, prostitusi paksa, dsb.

Pada tahun 2011-2019 ada 46.698 kasus kekerasan seksual yang terjadi terhadap perempuan baik ranah personal atau publik(Komisi Nasional Perempuan). Dari Januari -Juli 2020 tercatat 4.116 kasus kekerasan pada anak (PPPA). Beberapa kasus kekerasan seperti begal payudara di Bekasi, ada ibu yang mencabuli anaknya usia 3 tahun di NTB, nahkan online pun ada, dsb.

Faktor penyebab kekerasan seksual :

  • kurangnya pendidikan, pengajaran,
  • mudah untuk mengakses konten pornografi
  • anak-anak yang menjadi dewasa tanpa kehangatan keluarga lalu melampiaskan perilaku seks sebagai pelampiasan emosinya
  • germo
  • pedophilia
  • anak diposisikan sosok lemah
  • pencari nafkah keluarga, menjadikan anaknya sebagai pencari nafkah
Dampak kekerasan seksual :
  • Dampak emosional : stres, depresi, goncangan jiwa
  • Dampak fisik : disfungsi seksual, keluhan seamatik, dan kehamilan tidak diinginkan
  • Dampak jangka panjang: pelaku kejahatan seksual di kemudian hari
Dampak kejahatan seksual :
  • pengkhianatan, kehilangan kepercayaan pada orangtua
  • trauma secara seksual: menolak hubungan seksual dan dapat menjadi lesbian
  • merasa tidak berdaya
  • stigmatization: merasa bersalah, malu, memiliki gambaran diri yang buruk
Teknik menjaga diri dari kekerasan seksual
berikan pendidikan seksualitas sejak dini dan bertahap sesuai jenjang usianya.

Menjaga diri dengan pendidikan seksualitas
  1. bicarakan seksualitas kepada anak dengan bahasa sederhana
  2. kenalkan tentang jenis kelamin laki-laki dan perempuan
  3. tumbuhkan rasa malu pada anak
  4. mengenalkan batas aurat pada anak dan menjelaskan bahwa tubuh mereka berharga dan ada bagian-bagian tubuh mereka yang harus dilindungi dan tidak boleh dilihat orang lain
  5. kenalkan tentang sentuhan boleh dan tidak
  6. ajarkan anak untuk berani menolak seperti menolak dicium oleh paman
  7. ajarkan anak dimana harus BAK, berganti pakaian(berenang), bergaul dengan lawan jenis
  8. ajarkan untuk membersihkan kemaluan mereka sendiri
  9. memisahkan tempat tidur
  10. ajarkan prinsip meminta izin
  11. tumbuhkan rasa percaya anak pada orangtua
  12. batasi tontonan dan gadget
  13. bedakan rahasia dan kejutan (rahasia baik dan buruk)
  14. membuat rencana keselamatan


#harike12

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini

Sabtu, 13 Maret 2021

Pengaruh Media Digital dalam Pemahaman Seksualitas

 Bismillah..

Zona 7 topik 6 dengan tema Pengaruh Media Digital dalam Pemahaman Seksualitas Parade dari IP NNP, Pacitan Raya, dan Padang.

  1. Pengaruh Media Digital Terhadap Pemahaman Seksualitas
    • Media digital adalah media yang tersaji secara online
    • Contoh media berupa software, foto digital, video digital, website, media sosial, dsb
    • Definisi Seksualitas, merupakan bagaimana seseorang bertindak, berfikir sebagaimana sesuai gendernya
    • Sehingga pengaruh media digital, lebih memberikan peluang terhadap anak-anak remaja untuk mengeksplorasi seksualitas mereka, lebih bebas berekspresi, maka harus dalam pengawasan orangtua.
  2. Hantu Dunia Media Digital bagi Anak
    • data pengguna media digital rentang usia 15-19 tahun
    • banyaknya predator di dunia maya, maka sebagai orangtua jangan lalai untuk mengawasi
Dampak media Digital
  1. Dampak Positif :
    • Mendukung aspek akademis
    • merangsang anak untuk mengikuti perkembangan teknologi baru
    • meningkatkan kemampuan berbahasa
    • mengurangi tingkat stress
  2. Dampak negatif :
    • kecanduan gadget
    • obesitas
    • kurangnya kemampuan bersosialisasi
    • ancaman radiasi
    • ancaman eksploitas seksual
Modus-modus Eksploitasi Seksual Pada Anak :
  1. Child Sexual Abuse Material (CSAM), kekerasan terhadap anak
  2. Grooming Online untu tujuan seksual,
  3. Sexting, proses anak-anak membuat video-video kemudian share kepada temannya atau pacarnya
  4. Sextortion (pemerasan seksual), dipaksa untuk mendapatkan imbalan seksual apa yang diinginkan.
  5. Siaran langsung kekerasan seksual terhadap anak, terkadang dilakukan oleh predator online.
Pendidikan Seksualitas Pada Anak 
Alasan orangtua tidak terbuka membahas pendidikan seksualitas yaitu: kurangnya pengetahuan, komunikasi tidak efektif, dan kurangnya keterbukaan.
Metode-metode pendidikan seksualitas : penyadaran, ikatan, dan peringatan
Tahapan Pendidikan seksualiats yaitu : usia dini dan usia remaja.

Kapan mengenalkan teknologi pada anak?

Sebaiknya menunggu sampai usia prassekolah (3tahun)

Trik Pengawasan Anak Menggunakan Media Digital

  1. google family adalah aplikasi mengatur mementau gadget anak.
  2. menggunakan video dengan pendampingan, buku digital (VR, AR), 
  3. pemanfaatan aplikasi dalam gadget
  4. education game "play study"
Penanganan Pada Anak yang Terpapar Pornografi :
  • mendampingi anak ketika mengakses, menjelaskan perlahan
Kesimpulannya :
  • Orangtua tidak boleh gaptek
  • sesuaikan usia dengan anaknya
  • tidak mampu menggantikan peran orangtua
  • menguatkan visi dan misinya dalam keluarga


#harike11

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini

Jumat, 12 Maret 2021

Pentingnya Aqil dan Baligh Bersamaan

 Bismillah hari ke 10 di zona 7 Pendidikan Seksualitas Topik 5 kali ini yaitu Pentingnya Aqil dan Baligh Bersamaan oleh kelompok 20 dari persembahan daerah Lamongan dan Lampung.

Aqil berasal dari bahasa Arab yaitu berakal, cerdik, pandai.

Aqil berarti kesiapan atau kedewasaan secara psikologis, emosional, rasional sosial dan finansial. Juga dapat membedakan baik dan buruk, mampu membedakan yang bermanfaat baik dan buruk.

Tanda-tanda anak yang memasuki fase aqil atau sudah berakal yaitu :

  • Mengenal Tuhan nya
  • Bisa membedakan dan mengkomunikasikan hal yang dia sukai dan tidak dia sukai
  • menjauhi sesuatu yang dia rasa berbahaya dan mengancam dirinya
  • Mampu belajar dari pengalaman
  • Mendengarkan perkataan dan mengikuti apa yang paling baik diantaranya apabila melihat kebaikan,maka ia mengikutinya
  • Apabila melihat keburukan, ia pun menjauhinya
Baligh yaitu kondisi dimana seseorang sudah mencapai usia tertentu, dan dianggap sudah dewasa, atau sudah mengalami perubahan biologis yang merupakan tanda-tanda kedewasaannya.
Dipandang sudah baligh jika siap melakukan transaksi sosial (muamalah), jual beli, pernikahan, kerjasama, sewa menyewa.
  1. Tanda Baligh berdasarkan umur :  Laki-laki dan perempuan 15 tahun (Imam Syafii dan Hambali), 12-18 tahun laki-laki dan 9-17 tahun perempuan (menurut imam Hanafi), dan genap 17-18 tahun (menurut imam Maliki)
  2. Tanda Baligh berarti aktifnya organ reproduksi. Dalam QS An-Nur ayat 59 "Dan apabila anak-anakmu telah sampai ikhtilam (umur baligh), maka hendaklah mereka meminta izin sebelum mereka meminta izin. Ketika seseorang sudah pernah mengalami mimpi basah, maka ia bertanggung jawab untuk menjalankan syariat sebagai muslim seutuhnya.
  3. Tanda Baligh untuk perempuan yaitu sudah haid, umumnya terjadi usia 10-14 tahun, sudah siap dibuahi, ditandai luruhnya dinding rahim sehingga keluar darah
Pentingnya Aqil sebelum/saat baligh
  • Kematangan fisik saat baligh melahirkan nafsu,diperlukan aqil untuk mengendalikan
  • Mempersiapkan diri agar mampu mengemban amanah khalifah untuk menjalankan visi hidup spesifikasi di bumi dibutuhkan keselarasan antara kematangan fiskik dan akal, mental serta spiritual.
  • Setiap diri memahami hak & kewajiban sebagai hamba allah, sebagai anggota keluarga & masyarakat.
  • Agar setiap diri siap memikul bebean kehidupan seutuhnya seperti definisi mukallaf itu sendiri.
Permasalahan Baligh non Aqil
  • Generasi muda yang keritus identitas diri (bingung menentukan tujuan).
  • Problem oriented >> tidak fokus mencari solusi.
  • Perilaku kekerasan & bullying.
  • Penyimpangan perilaku seksual (LGBT, pornografi, sex bebas).
  • Ganguan keshatan mental (kecemasan, galau, & depresi).
Peran Orang tua dalam keseimbangan aqil baligh
  • Orang tua harus menyadari pendidikan harus dikembal ikan ke rumah.
  • Didiklah anak-anak dikehidupan nyata.
  • Pendidikan yang berani & tegas, tegas konsisten. BUKAN KASAR, BUKAN KERAS.
  • Ajari Anak sejak usia 7 tahun untuk bertanggungjawab atas perbuatan sendiri.
  • Ajari anak kita menalar, berpikir, memecahkan masalah, mengambil keputusan & memikul resiko atas keputusan yang ia buat.
  • Support anak utuk berorganisasi.
  • Ajari anak untuk mencari nafkah (khususnya anak laki-laki).
  • Kembalikan peran ayah dalam pendidikan anak-anaknya.
Persiapan Menuju Aqil Baligh
  • Persiapan ideologis
    • Mulai dibawa shlalat berjamaah di masjid.
    • Mulai diikutsertakan ketika orang tua menghadiri kajian.
    • Mulai diterangkan mana yang boleh/tidak, mana yang salah/benar.
    • Orang tua diharapkan sudah lebih paham agama.
  • Persiapan Psikologis
    • Hangatkan komunikasi orang tua & anak.
    • Capailah kesepakatan.
    • Puaskan masa bermain anak.
    • Luangkan waktu berkualitas bersama.
    • Vitamin A (Ayah) >> anak perempuan harus sering dipuji oleh ayah, agar tidak mudah dirayu laki-laki lain.
    • Perbanyak dating dengan anak secara bergantian.
  • Persiapan Sosial
    • Latih tanggung jawab anak.
    • Perhatikan dengan siapa anak bergaul.
    • Sediakan lingkungan pergaulan yang sehat.
    • Ajak anak silaturahin & menjenguk orang sakit.
  • Persiapan Kognitif
    • Bimbing anak utuk berpikir secara kritis dan realistis.
    • Arahkan anak untuk tidak melakukan sesuatu tanpa tujuan atau sia-sia.
    • Selalu jelaskan tujuan dari acara/kegiatan yang keluarga lakukan.
Persiapan Khusus Anak Perempuan
  • Menstruasi >> apa yang terjadi, persiapannya, bagaimana membersihkan diri dan hukum fiqihnya (untuk muslim).
  • Tanggung jawab perempuan yang sudah baligh.
  • Perubahan bentuk tubuh, adab berpakaian menurut agama.
  • Adab pergaulan dan risiko kehamilan.
  • Kriteria memilih pasangan sesuai value yang dipegang.
  • Mulai mengajarkan tugas sebagai istri dan ibu secara bertahap.
Persiapan Khusus Anak Laki-laki
  • Tanda pubertas secara fisik termasuk reproduksi sperma, serta kemungkinan terjadinya ejakulasi saat tidur, bagaimana membersihkan diri dan hukum fiqihnya (untuk muslim).
  • Tanggung jawab laki-laki yang sudah baligh.
  • Perubahan fisik, cara merawat diri, berpakaian dan kebersihan.
  • Adab pergaulan.
  • Kriteria memilih pasangan.
  • Mulai mengajarkan tugas sebagai suami dan ayah secara bertahap.

#harike10

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini

Kamis, 11 Maret 2021

Peran Ayah dalam Pengasuhan untuk Pendidikan Seksualitas

 Bismillah 

zona 7 topik 4 oleh tim IP Jakarta 2, Peran Ayah dalam pengasuhan untuk pendidikan seksualitas.

Menurut Ustadz Bendri Jaisyurrahman, rusaknya perilaku anak muda saat ini adalah buah dari kegagalan keluarga "memproduksi" anak-anak yang tangguh.

Dari data Centers for Disease Control and Prevention bahwa 85% dari anak-anak yang menunjukkan penyimpangan perilaku berasal dari rumah yang tak ada sosok Ayah di dalamnya.

Sosok Ayah dalam kehidapan anak sangat penting untuk pendidikan seksualitas anak.

Berdasarkan penelitian Elly Risman tahun 2008-2010 dari 33 provinsi di Indonesia, menyatakan bahwa Indonesia negara paling "yatim' di dunia, dan Indonesia peringkat ketiga sebagai fatherless country setelah Amerika. Fatherless country adalah sebuah negeri yang ditandai keadaan atau gejala dari masayarakatnya berupa kecendrungan tidak adanya peran, dan ketrelibatan figur ayah secara signifkan dan hangat dalam kehidupan sehari-hari seorang anak di rumah.

Peran Ayah kepada anak-anaknya bagi anak laki-laki bisa menjadi contoh pemimpin, bagi anak perempuan bisa mencintai sosok pasangan.

Jika Ayah sibuk yang mencari nafkah, jauh (LDM), bahkan sudah tiada, maka tingkatkan kualitas waktunya khusus hanya untuk anaknya, agar anak merasa nyaman dan aman, jika ayahnya tiada carilah sosok sodara seperti pamannya.

Ada 7 peran Ayah dalam menumbuhkan fitrah seksualitas yaitu :

  1. Sang ego dan individualitas
  2. Pembangun sistem berpikir
  3. Raja tega
  4. Penanggungjawab pendidikan
  5. Pembangunan visi dan misi
  6. Supplier maskulinitas
  7. Konsultan pendidikan
Penting sekali bagi Ayah jika anak yang sudah melenceng, maka Ayah harus bisa membalikkan anaknya ke rumah. Untuk anak perempuan jika sosok ayah hadir, maka tak akan ada lagi anak membutuhkan sosok ayah di luar sana. 


#harike9

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini

Rabu, 10 Maret 2021

Peran Orang Tua dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas

 Bismillah..

Hari ke 8 topik 3 zona 7 pendidikan seksualitas, dengan tema peran orang tua dalam membangkitkan fitrah seksualitas persembahan kelompok 12 dari daerah Depok.

Fitrah adalah apa yang menjadi bagian atau bawaan manusia sejak lahir (Harry Santosa).

Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berfikir, bersikap dan merasa, sesuai dengan fitrahnya sebagai lelaki sejati atau perempuan sejati. 

Seberapa penting orang tua membangkitkannya? 

Sosok ayah dan ibu harus ada sepanjang masa mendidik anak-anak lahir sampai aqil baligh. Pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan fitrah seks, pendidikan.

Tujuan Pendidikan fitrah seksualitas : Anak mengetahui identitas seksualitasnya, anak mampu berperan sesuai identitasnya, dan anak mampu melindungi dirinya dari kejahatan seksual.

Riset membuktikan bahwa  anak-anak yang tercerabut dari orangtuanya pada usia dini baik karena perang, bencana alam, perceraian, boarding school, dll akan mengalamni gangguan kejiwaan seperti : perasaan terasing, kehilangan attachment, depresi, ketika dewasa memiliki masalah sosial dan seksualitas seperti homoseksual, membenci perempuan dsb.

Fitrah peran ayah dan peran ibu

  • Peran ayah  : penanggung jawab pendidikan, man of vision dan mission, sang ego dan individualitas, pembangun sistem berpikir, maskulinitas, penegak profesionalisme, konsultan pendidikan, dan the person of tega.
  • Peran Ibu : pelaksana harian pendidikan, person of love and sicerity, sang harmoni dan sinergi, pemilik moralitas dan nurani, feminitas, pembangun hati dan rasa, berbasis pengorbanan, pembasuh luka.
Peran Orang tua dalam merawat fitrah seksualitas usia 0-2 tahun yaitu :
  1. memberikan hak menyusui eksklusif tanpa gangguan
  2. membiasakan anak mengganti pakaian atau menyusui di tempat tertutup
  3. mengenalkan alat vital dan fungsinya kepada anak secara sederhana
  4. orangtua selalu meminta izin ke anak saat menyentuh alat vital ketika membersihkan alat kelamin
  5. mengajari tentang jenis kelamin orang-orang di sekitarnya
  6. bermain peran bersama ayah dan ibu untuk menjalin kelekatan
peran ketika usia 3-6 tahun sudah harus memastikan identitas perempuan dan laki-lakinya. jika anak bertanya jawablah dengan benar. bagian yang boleh disentuh dan bagian yang tidak boleh disentuh.

jika sudah berusia 7-10 tahun merupakan anak-anak menyiapkan diri mereka untuk baligh, latih menutup aurat, latih juga menjaga pandangan, serta mengajarkan solat, juga mendidik membersihkan alat kelaminnya.

pada usia 10-14 tahun sudah memasuki tahap aqil baligh, anak lelaki sudah matang sikap lelakinya, atau jika perempuan juga begitu. Ajak ngobrol anak lelaki dan perempuan sesuai identitasnya, anak perempuan didekatkan dengan ayahnya dan ibunya begitupun dengan anak laki-laki. anak-anak juga diajarkan mengelola keuangan sendiri, juga terbuka atas pemikirannya.

usia diatas 14 tahun akhlak dan adab pada keluarga dan keturunan sudah kokoh.

#harike8

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini

Selasa, 09 Maret 2021

Pendidikan Seksualitas Sejak DIni

 Bismillah..

Topik 2 Zona 7 masih dengan tema pendidikan seksualitas dipersembahkan Kelompok 7 oleh daerah (Batam, Bontara, Cianjur, Cirebon Raya).

Fenomena kekerasan seksualitas pada anak, kita sebagai orang terdekat anak kita harus sebisa mungkin memberikan pengetahuan-pengetahuan dasar.

PR besar kita sebagai orangtua memberikan pendidikan seksualitas sedini mungkin kepada anak, serta memberikan rasa nyaman dan aman kepada anak.

Mengenalkan keluarga inti kepada anak seperti ayah, ibu, kaka dan adik, dengan cara mengklafikasikan berdasarkan umur sebagai berikut :

  • 0-2 tahun; mengenal namanya, diberikan asi ekslusif, dan mengenal orangtuanya.
  • 3-6 tahun ; mengenalkan perbedaan laki-laki dan perempuan (ayah dan ibu), mengenalkan silsilah keluarga(neneknya, kakeknya), mendekatkan anak dengan ayah dan ibunya, mengenalkan lingkungan sekitar, serta siapa saja yang boleh dan tidak boleh memegang tubuhnya.

Setelah mengenal silsilah keluarga, setiap anak senang jika diperhatikan dan disayang oleh orangtuanya. Karena setiap anak unik, maka orang tua juga harus mengenali bentuk cintanya anak, ada yang anak senang jika diberi hadiah, sentuhan fisik seperti pelukan. Pendidikan di rumah juga karena anak mencontoh apa yang anak lihat seperti Ayahnya mengungkapkan rasa sayang, atau bahkan pujian-pujian Ibu kepada ayahnya, atau bahkan mendengarkan apa yang ingin Ayah atau ibu ungkapkan.

Kemesraan orang tua dalam keluarga membuat anak bahagia melihatnya, mengajarkan peran istri dan suami dalam rumah tangga, mengajarkan peran ibu dan ayah saling mencintai, serta mengajarkan anak-anak memperhatikan pasangan hidupnya.

Dalam Hadist Riwayat Abu Daud : 

"perintahkanlah anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat berumur tujuh tahun, pukullah mereka (jika tidak melaksanakan shalat) saat mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat tidur diantara mereka".

Anak jika sudah pisah tempat tidurnya mengajarkan anak privasinya. Memisahkan tidur anak atau berselimut dengan anak sangat berpengaruh terhadap seksual anak.


sejak dini anak-anak perlu diajarkan sebagai berikut: rasa percaya diri, mengenalkan orang dewasa bisa saja baik atau bahkan sebaliknya, dan juga belajar bahasa naluri.


#harike7

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini

Senin, 08 Maret 2021

Pemahaman Perbedaan Gender

 Bismillah.. 

Hari ke 6 di zona 7 Pendidikan Seksualitas oleh topik 1 dari kelompok 1 dari daerah : Aceh, Ambon, Bali, Balikpapan, Bangka Belitung.

Definisi Gender menurut KBBI adalah jenis kelamin, jenis kelamin jika ditelusuri bermakna sifat atau keadaan jantan atau betina. Menurut WHO gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dikonstruksikan baik secara sosial maupun kultural.

Untuk klasifikasinya gender terbagi menjadi tiga yaitu :

  1. Gender biology : dikenal sex atau jenis kelamin, terbagi menjadi jenis kelamin jantan (male) dan betina (female).
  2. Gender Identity : identifikasi pribadi (perasaan psikologis) seseorang sebagai pria ,wanita, atau jenis kelamin di luar norma-norma kemasyarakatan
  3. gender expression : karakteristik dan perilaku seseorang yang dapat dilihat sebagai maskulin, feminin, campuran keduanya atau tidak keduanya. contoh pemilihan baju dan gaya rambut.
Perbedaan antara Gender, Seks, dan Orientasi Seksual.

Orientasi Seksual adalah rasa ketertarikan secara seksual maupun emosional terhadap jenis kelamin tertentu. Dibedakan menjadi 3 yaitu; heteroseksual, biseksual, homoseksual.

Pentingnya mengenalkan Gender
  • Anak mampu memahami identitas gendernya sendiri
  • Agar anak mengetahui area-area pribadi tubuhnya yang tidak boleh dilihat, dan disentuh oleh orang lain.
  • Paham peran dan tanggung jawab yang berbeda dari keduanya
  • Agar orientasi seksualnya benar
  • Tahu cara berinteraksi dengan lawan jenis, memahami perasaannya,
  • Agar berempati dengan lawan jenisnya dan memahami pasangannya kelak.


#harike6

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini

Minggu, 07 Maret 2021

Membiasakan Budaya Malu

 Bismillah..

zona ke 7 dengan tema pendidikan seksualitas pada anak, hari ke 5 saya terapkan ke kaka Aili yang berusia 5 tahun untuk membiasakan tidak bertelanjang setelah mandi, memakai baju di kamar atau di kamar mandi setelah selesai mandi.

Hari ini, karena Ibunya sedang ada tamu, kaka Aili berteriak minta tolong diambilkan handuknya.

Aili : ibuuuu,,, tolong handuk.

ibu pun segera mengambilkannya.

Terkadang Orang tua menjadi teladan atau anak meniru apa yang orang tuanya lakukan, maka saya pun sebagai Ibu tidak membiasakan sembarangan membuka aurat di depan anak.



#harike5

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini



Sabtu, 06 Maret 2021

Bahasa Pendidikan Seksualitas Anak Usia Dini

 


Bismillah..
zona 7 hari ke 4 pada pendidikan seksualitas pendidikan anak yaitu bahasa yang sering digunakan terkadang malu dan tabu, namun jika kita sebagai orang tua sudah tau batasan-batasannya, maka sebagai orang tua harus percaya diri apa yang harus dilakukan.

Biasanya diusia anak 0-2 tahun biasakan menyebut nama yang benar untuk bagian tubuh, khususnya genital (penis, vagina). Dapat diberikan melalui pesan-pesan di keseharian anak, misalnya meminta izin saat mau memandikan anak.

Pada usia 2-5 tahun, menyebut nama yang tepat untuk setiap bagian tubuh, biasakan menyebut nama yang benar untuk setiap bagian tubuh. Mulai kenalkan konsep batasan (personal boundaries); Pertama, agar anak mampu melindungi dirinya. Kedua, anak mampu menghargai dirinya dan orang lain. Kenalkan ‘sentuhan baik dan sentuhan tidak baik'. Ajarkan anak untuk berkata ‘tidak’, jika tak merasa nyaman dengan sentuhan di badannya.

Berikut istilah-istilah dalam pendidikan seksual pada anak usia dini :
  • alat kelamin/ kemaluan, disebut kemaluan karena kita semua akan malu kalau area pribadi di lihat orang lain, jadi kita harus menutupnya.
  • Melahirkan: proses keluarnya adik bayi
  • Hamil: dari mana adik bayi berasal? Ternyata berasal dari sel – sel Mama dan Papa yang sudah menikah.
  • Menstruasi/haid: pertanda perempuan sudah dewasa
  • Mimpi basah: keluar cairan khusus dari penisnya saats edang tidur.
  • Baligh: pertanda sudah besar atau dewasa. Kalau muslim, sudah wajib sholat dan puasa.
  • Sunat: membersihkan sedikit kulit di ujung penis agar lebih sehat dan merupakan perintah Rasulullah bagi umat Islam.

sumber hasil diskusi rangkuman IP Banten


#harike4

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini

Jumat, 05 Maret 2021

Batasan-batasan dalam Pendidikan Seksualitas




Bismillah..

Zona 7 hari ke 3 masih membahas dari hasil diskusi pada kelompok IP Banten, tentang Pendidikan Seksualitas pada anak usia dini. Masih meneruskan pembahasan strong why ada batasan-batasan dalam pendidikan seksualitas yang harus dilakukan.

1. Sesuaikan materi pendidikan yang dibahas berdasarkan fase perkembangan anak. Misal saat usia balita anak dikenalkan anggota tubuhnya serta menjaganya.

2. Pendidikan seksual juga bersifat preventif, memberikan pemahaman bahwa tubuh yang kita miliki wajib dilindungi dari sentuhan orang lain.

3. Menerangkan dengan jelas saat anak bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan seksual sesuai dengan pengetahuan anak.

4. Saat anak bertanya mengenai masalah-masalah seksual, orang tua sebaiknya tidak menghindar atau malah menghukumnya. adikan ini golden moment untuk membentuk kepercayaan anak, bahwa orang tua adalah sumber yang tepat untuk ditanyai tentang topik ini. Jangan sampai anak justru merasa bersalah bahkan malu. Alih-alih bertanya kepada orang tua, ia justru akan mencari sumber lain yang belum tentu tepat dan objektif mengenai topik seksual.



#harike3

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini


Kamis, 04 Maret 2021

Pendidikan Seksualitas Pada Anak 2



Bismillah..
zona 7 pendidikan seksualitas pada anak usia dini, di hari ke 2 ini saya sharing hasil diskusi di kelompok kami dari IP Banten yang bertema Pendidikan seksualitas anak usia dini.

Budaya malu dan tabu, ketidaktahuan, dan ketidaksiapan mungkin menjadi barrier kuat dalam melakukan pendidikan seksual untuk anak usia dini. Maka menurut kami, seyogyanya orang tua harus membekali diri dan punya pondasi kuat dulu sebelum melangkah lebih lanjut.


Berikut adalah hasil diskusi kami mengenai persiapan orang tua untuk melakukan pendidikan seksual untuk anak usia dini.


Orang tua harus memiliki strong why.


1. Pendidikan seksual adalah bagian tanggung jawab pendidikan dari orang tua.


Anak adalah generasi masa depan, sehingga sudah menjadi kewajiban orang tua untuk menjaga agar  anak dapat melewati masa tumbuh kembangnya dengan rasa aman dan nyaman. Pengalaman yang baik di masa kecil akan mengoptimalkan tumbuh kembangnya, sedangkan pengalaman buruk dapat mengganggu tumbuh kembangnya. 


Ada beberapa hal yang bisa menghancurkan hidup seorang anak, yaitu penyalahgunaan seks antara lain pornografi, aborsi dan zina, sedangkan narkoba dianggap mempunyai andil dalam peningkatan seks bebas di kalangan remaja Yasmira (dalam Ambarwati, 2013). 


Gambaran mengenai banyaknya seks bebas maupun seks di bawah umur diduga antara lain karena mereka kurang memahami perilaku seks yang sehat. Hal ini berkaitan dengan kurang terbukanya informasi mengenai pendidikan seksual yang benar dalam masyarakat, bahkan kecenderungan tabu jika dibicarakan secara terbuka.


2. Bagian dari rasa bersyukur pada Allah.


Seksualitas adalah fitrah. Tubuh adalah anugerah Allah yg harus dijaga. Dengan mengajari anak menjaga tubuhnya adalah bagian dari rasa bersyukur ini.


Selain itu, anak adalah anugerah Allah yang luar biasa. Dengan menjaganya sebaik mungkin, termasuk dalam mendidik tentang permasalahan seksualitas, adalah bentuk tanggung jawab.


3. Kesadaran penuh dari orang tua agar anak-anak siap sedari dini mengenai masalah-masalah seksualitas.


Anak belajar sejak dini agar bisa menjaga dirinya dan menghargai dirinya supaya mereka dapat tumbuh dan berkembang nantinya sesuai dengan jenis kelamin/fitrah lahirnya mereka masing-masing.


4. Pendidikan seksual dapat dan justru harus dimulai sedari dini karena berhubungan dan sangat berkaitan dengan aspek tumbuh kembang yang lain, seperti tahapan perkembangan otak serta pemahaman anak hasil dari pengamatannya terhadap lingkungan sekitar.


Semisal bisa membedakan gender sembari belajar sholat karena tata cara antara lelaki dan perempuan dapat berbeda.


Makin dini mereka sadar, maka lebih bisa menyesuaikan seiring bertambah usia dan pengalaman.


5. Pendidikan seksualitas juga membantu anak untuk melindungi tubuhnya sendiri dari kejahatan-kejahatan seksual.



Buku "Anakku, Mari Belajar Tentang Seks”. Tim Pengasuh rubrik “Mari Kita Didik Anak-anak Kita” di situs islamonline.net. Mirqat Publishing. 2006


Resume kulwap kulwap “Pentingnya Tarbiyah Jinsiyah (Pendidikan Seks) untuk Anak dalam

Pandangan Islam" Bersama Teh Kiki Barkiah. Rabu, 20 November 2019  Kulwap Inisiatif Zakat Indonesia


#harike2

#tantangan15hari

#zona7pendidikanseksualitas

#pantaibentangpetualang

#kuliahbundasayang

#institutibuprofesional

#pendidikanseksualitasanakusiadini



Nurmuayyadah